Limapilar pelayanan Gerejani yang dimaksudkan ialah Kerygma, Diakonia, Koinonia, Leitourgia dan Martyria (Bdk. LG art. 25-27). Kelima pilar pelayanan Gereja ini akan dibahas dalam uraian berikut ini. 1. Kerygma (Pewartaan) “Kerygma” berasal dari bahasa Yunani yang berarti karya pewartaan Kabar Gembira. Beradadi kawasan Petak Sembilan, Jalan Kemenangan III Nomor 47, Kelurahan Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Gereja Katolik Santa Maria de Fatima memiliki arsitektur khas Tiongkok. termasuk pada altar Gereja. Empat pilar kayu yang berwarna merah berdiri menopang bagian altar. Di atasnya terdapat ukiran lukisan dari kayu yang Ada5 pilar pendampingan OMK Indonesia yang harus menjadi panduan bagi setiap pendamping di paroki dan kelompok doa: 1. Katolisitas. Yaitu rasa dan pikiran Katolik. Pendamping haruslah memberi VALLETTA Malta (Katolikku.com) - “Kejujuran, keadilan, rasa kewajiban, dan transparansi adalah pilar penting dari masyarakat sipil yang ‘matang’,” kata Paus Fransiskus kepada para pejabat negara kepulauan kecil di Mediterania ini tak lama setelah tiba pada Sabtu (2 April).. Paus Fransiskus menyentil hal tersebut karena adalanya pertarungan sengit di Malta GrahaMaria Annai Velangkanni, atau sering disebut Velangkanni saja, merupakan sebuah bangunan gereja untuk umat Katolik yang berlokasi di Perumahan Taman Sakura Indah, Medan Tuntungan. Bangunan ini menjadi salah satu destinasi wisata religi populer bagi masyarakat Medan. Kamu bisa berfoto di pilar-pilar wihara yang dibangun dengan beragam Pilardoa yang sudah dijalankan dengan rutin yaitu pekan doa umat Kristiani untuk kesatuan umat Kristiani. Selain itu masa Adven dan Pra-Paskah dan juga Jumat Agung menjadi kesempatan untuk menjalin kesatuan antar umat Kristiani. Gereja Katolik dan Anglikan melihat bahwa otoritas pertama-tama merupakan rahmat dari Allah sendiri. Oleh karena Tillmandan Pilar Quera Colomina, Jakarta: Grasindo, 2004 2 Das Sein Agama dan Beragama – Religiositas 5 Das Sollen Katolik Dasa Firman Allah – Penuntun Allah yang terkandung dalam Dasa Firman 1. Katekismus Gereja 2. Iman Katolik 6 KatolikDas Sollen Dasa Firman Allah – Penuntun hidup manusia (2) Manusia menyadari akan moral hukum Berikut5 faktanya. 1. Dibangun pada abad ke-5 Masehi. Basilika Santa Maria Maggiore dari belakang (famouswonders.com) Dalam buku sejarah kota Roma yang berjudul Rome Down Through The Centuries, dituliskan terdapat sebuah legenda yang mengisahkan awal mula basilika ini dibangun. Tradisi mengisahkan, bahwa dalam mimpinya pada suatu malam di . 0% found this document useful 0 votes385 views10 pagesOriginal TitleApa saja yang dimaksud dengan kelima pilar Gereja KatolikCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes385 views10 pagesApa Saja Yang Dimaksud Dengan Kelima Pilar Gereja KatolikOriginal TitleApa saja yang dimaksud dengan kelima pilar Gereja KatolikJump to Page You are on page 1of 10 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 9 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. A. PENDAHULUANPada umumnya kita dapat berbicara mengenai empat pilar gereja Katekismus. Keempat pilar ini sama tuanya dengan katekismus itu sendiri. Yang pertama, mereka mengikuti prosedur sebagaimana menjadi orang “Kristen”, sebagaimana ketentuan ini berlaku dalam gereja Kuno dan masih berlaku sampai sekarang. Kalau orang dewasa minta dibaptis, pilar yang pertama adalah “Credo” Aku percaya – Syahadat dua belas Rasul. Ini adalah dasar basis kehidupan bagi semua orang gereja kuno, sebelum pendidikan awal katakumen, persiapan pembaptisan, mereka menerima credo oleh karena itu, katekismu yang paling pertama adalah syahadat dua belas rasul Aku percaya yang awalnya disusun oleh Kaesarius dari Arles yang menjadi pengakuan iman Oikumenis yang diterima oleh seluruh Gereja Kristen di dunia. Menurut tradisi, pengakuan ini disusun oleh dua belas rasul Yesus. Masing-masing mereka menyumbang satu pasal. Namun hal tersebut hanyalah dongeng dan tidak berdasar sama sekali. Karena bentuk yang lengkap dari pengakuan ini baru muncul pada tahun 700 tujuh ratus, sekalipun beberapa bagian dari pasal ini ditemukan pada permulaan abad ini terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama memuat ajaran tentang Allah Bapa dan pertama memuat ajaran tentang Allah Bapa dan penciptaan. Bagian kedua memuat ajaran tentang Yesus dan karya penebusannya dan bagian ketiga memuat ajaran tentang Roh Kudus dan pekerjaannya. Pada akhir abad keenam dan awal abad ketujuh pengakuan ini diterima sebagai bagian dari litungi dalam gereja barat Greco – Latin Anthiocia dan Gereja Roma. Gereja Reformatoris menerima pengakuan ini setelah ditambahkan pengakuan iman yang mereka miliki dan dipergunakan dalam ibadah-ibadah mereka. Selengkapnya pengakuan iman tersebut adalah sebagai berikut Aku percaya kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi. Dan kepada Yesus Kristus, puteranya yang tunggal Tuhan kita, yang dikandung dari Roh kudus, dilahirkan oleh perawan Maria, yang menderita sengsara dalam masa pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan wafat dan dimakamkan, yang turun ke alam maut. Pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati, yang naik ke Sorga duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Maha Kuasa. Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Aku percaya akan roh kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal dalam gereja kuno, selama persiapan pembaptisan, orang diajarkan sepuluh perintah Allah, bagaimana hidup sebagai orang Kristen. Sesudah itu mereka menerima do’a bapa kami yang selengkapnya do’a tersebut adalah sebagai berikut Bapa kami yang ada di dalam Sorga. Dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam Sorga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskan kami dari yang jahat pilar ini; Aku percaya Syahadat dua belas rasul, sepuluh perintah Allah dan doa bapa kami membentuk pendahuluan atau inroduksi ke dalam iman Kristen sebagaimana diberikan dalam masa puasa bagi katakumen. Dan kemudian sesudah dibaptis, waktu paskah, orang-orang yang baru dipermandikan itu menerima inisiasi ke dalam gereja Katolik mengikuti empat pembagian atau divisi karena model umum atau pola untuk katekismus ini adalah prosedur langsung dan prosedur unik dalam tradisi Katolik, yaitu katekismus konsili Terente yang diterbitkan pada tahun 1566 oleh Paus Pius ini dibagi atas empat bagian. Bagian yang paling pertama adalah Aku Percaya Credo. Bagian kedua adalah sakramen-sakramen, bagian ketiga; sepuluh perintah Allah dan bagian yang keempat adalah doa Bapa dengan kurangnya ruang untuk membahas keempat materi katekismus Pilar Gereja sebagaimana yang telah disebutkan di atas, dalam kesempatan ini saya membahas Credo dan CREDOAda sebuah pepatah termasyur dalam Konsil Vatikan II, yang melahirkan banyak perdebatan dalam mempersiapkan penyusunan katekismus tersebut. Ada semacam apa yang disebut dengan hirarki kebenaran. Ada kebenaran-kebenaran hakiki dari iman dan kebenaran-kebenaran lain yang bersifat sekunder. Kebenaran-kebenaran sekunder tidak memiliki nilai-nilai lebih kecil. Kebenaran hakiki ini ada dua bagian; Misteri Allah Esa, Bapa, Putera dan Roh Kudus-misteri Tritunggal dan misteri Yesus Tuhan. Allah benar demikian juga sekitar dua pusat ini misteri hakiki dikelompokkan kedalam semua kebenaran iman. Dalam persepsi gereja, hal tersebut mudah dipahami lantaran credo sendiri sudah memperlihatkan keteraturan; “Aku percaya akan Roh Kudus”, misalnya menuntun mereka kepada semua karya Illahi sepanjang sejarah katekismus gereja memperlihatkan tentang gambaran kejatuhan malaikat, ajaran para malaikat yang jatuh, mengenai dosa asal, sebagai landasan pertama mengapa Tuhan mengutus Puteranya yang Tunggal untuk menebus sebagai IBADAT DAN SAKRAMEN-SAKRAMEN Obyek kedua dalam katekismus dan sebagaimana dalam keempat bagiannya kita menemukan dalam setiap bagian dua seksi; satu umum dua khusus. Mengenai sakramen-sakramen di bagian kedua, katekismus menyajikan sebuah bagian umum permasalahan litungi yang membicarakan arti litungi – apa artinya merayakan litungi adalah ummat yang berpartisipasi dalam kehidupan Illahi Allah, Bapa, Putera dan Roh duniawi – Perayaan duniawi adalah partisipasinya dalam perayaan Sorgawi dimana Yesus menggerakan segala sesuatu kepada Bapa dalam nama Roh Kudus. Oleh karenanya litungi disampaikan sebagai karya Tirtunggal Maha Kudus, karena Bapak telah mengutus putera dan roh kudus. Dari putera melanjutkan karya penyelamatan dan penebusannya lewat sakramen-sakramen. Putera melakukan Roh Kudus sebagai seniman agung dari Roh faksi pertama mengenai liturgi, pada umumnya muncul saksi-saksi khusus yang membicarakan tentang tujuh sakramen, yang pembahasannya diawali dari liturgi bagaimana sakramen dirayakan. Kita dapat melihat hal ini dalam ritus-ritus kasat mata, apa rahmat yang tidak kelihatan dan efek yang diberikan oleh sakramen itu. Ada satu kata kunci yang datang dari Paus dan Leo Agung; Apa yang bisa kelihatan dalam kehidupan, disalurkan dalam sakramen-sakramennya. Begitulah sakramen-sakramen dijelaskan sebagai cara bahwa Yesus membagikan apa yang dilakukannya, selama hidup di dunia dan melalui rahasia paskah, lewat salib dan kebangkitannya-untuk membagikannya dengan ini dapat kita lihat dalam sakramen baptis-segala sesuatu yang dikatakan mengenai buah baptis ditimba dari apa yang disebut Nystagogia yaitu introduksi dan inisiasi ke dalam perasaan dan arti ritus perdebatan besar tentang apakah perintah Allah yang menjadi kerangka bagi penjelasan moral Kristen. Bukankah dewasa ini “Perjanjian baru terdapat perintah ganda untuk mencintai Tuhan dan sesama manusia sebagai pusatnya ? Dan mengapa fokus tersebut ada padaperintah Allah dalam Kitab Perjanjian Baru yang lebih dulu beredar sebelum Kitab Perjanjian Lama ? “Nec Ridere, Nec Flere, Nec Laudara, Sed Intelligere"!!! Iman Katolik menerbitkan sebuah catatan. PANCA TUGAS GEREJA atau sering disebut juga sebagai 5 Pilar Gereja yakni Liturgia, Koinonia, Kerygma, Diakonia, Martyria Katekesmus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai “himpunan orang-orang yang digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh kristus, menjadi Tubuh Kristus” No 777. Existensi himpunan Umat Allah ini diwujudkan secara lokal dalam hidup berparoki. Dalam paroki inilah himpunan Umat Allah mengambil bagian dan terlibat dalam menghidupkan peribadatan yang menguduskan Liturgia, mengembangkan pewartaan Kabar Gembira Kerygma, menghadirkan dan membangun persekutuan Koinonia, memajukan karya cinta kasih/pelayanan Diakonia dan memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus Martyria. Kehidupan umat kristiani sesudah ditinggal Tuhan Yesus, merupakan buah didikan Tuhan Yesus selama Dia aktif di tengah masyarakat 3 tahun sebelum dibunuh di salib. Kehidupan menggereja jemaat perdana telah mengungkapkan lima tugas Gereja ini. Kita bisa melihat dari Kisah para rasul 241-47 berikut“Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul Kerygma dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa Liturgia. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu Koinonia, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya diakonia kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Danmereka disukai semua orang Martyria. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”. 1. Liturgi Liturgia Berarti ikut serta dalam perayaan ibadat resmi yang dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah berarti mengamalkan tiga tugas pokok Kristus sebagai Imam, Guru dan Raja. Dalam kehidupan menggereja, peribadatan menjadi sumber dan pusat hidup beriman. Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan, mengakui dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam Gereja Katolik. Hal ini dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang dan dalam kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam memimpin perayaan liturgis tertentu seperti memimpin Ibadat Sabda/Doa Bersama; membagi komuni; menjadi lector, pemazmur, organis, mesdinar, paduan suara, penghias Altar dan Sakristi; dan mengambil bagian secara aktif dalam setiap perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi dan sikap badan. 2. Pewartaan Kerygma Berarti ikut serta membawa Kabar Gembira bahwa Allah telah menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus Kristus, Putera-Nya. Melalui bidang karya ini, diharapkan dapat membantu Umat Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup berdasarkan semangat Injili, dan mengusahakan pengenalan yang semakin mendalam akan pokok iman Kristiani supaya tidak mudah goyah dan tetap setia. Beberapa karya yang termasuk dalam bidang ini, misalnya pendalaman iman, katekese para calon baptis dan persiapan penerimaan sakramen-sakramen lainnya. Termasuk dalam kerygma ini adalah pendalaman iman lebih lanjut bagi orang yang sudah Katolik lewat kegiatan-kegiatan katekese. 3. Persekutuan Koinonia Berarti ikut serta dalam persekutuan atau persaudaraan sebagai anak-anak Bapa dengan pengantaraan Kristus dalam kuasa Roh KudusNya. Sebagai orang beriman, kita dipanggil dalam persatuan erat dengan Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus, PuteraNya, dalam kuasa Roh Kudus. Melalui bidang karya ini, dapat menjadi sarana untuk membentuk jemaat yang berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. Hal ini berhubungan dengan cura anima’ pemeliharaan jiwa-jiwa dan menyatukan jemaat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu diharapkan dapat menciptakan kesatuan antar umat, umat dengan paroki/keuskupan dan umat dengan masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan dalam menghayati hidup menggereja baik secara territorial Keuskupan, Paroki, Stasi/ Lingkungan, keluarga maupun dalam kelompok-kelompok kategorial yang ada dalam Gereja. 4. Pelayanan Diakonia Berarti ikut serta dalam melaksanakan karya karitatif / cinta kasih melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya kepada mereka yang miskin, telantar dan tersingkir. Melalui bidang karya ini, umat beriman menyadari akan tanggungjawab pribadi mereka akan kesejahteraan sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kerjasama dalam kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh jemaat bdk. Kis 432-35 5. Kesaksian Martyria Berarti ikut serta dalam menjadi saksi Kristus bagi dunia. Hal ini dapat diwujudkan dalam menghayati hidup sehari-hari sebagai orang beriman di tempat kerja maupun di tengah masyarakat, ketika menjalin relasi dengan umat beriman lain, dan dalam relasi hidup bermasyarakat. Melalui bidang karya ini, umat beriman diharapkan dapat menjadi ragi, garam dan terang di tengah masyarakat sekitarnya. Sehingga mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Berkah Dalem Pontas Quais sao os cinco pilares da Igreja Catolica? Índice1 Quais são os cinco pilares da Igreja Católica?2 O que significa Maria para um protestante?3 Quais são os quatro pilares da Igreja Católica?4 Quais são os três pilares da Igreja Católica?5 O que os evangélicos dizem sobre Maria?6 Qual o significado de heresia segundo a Bíblia?7 Quais são os dogmas do cristianismo?8 Qual a origem da palavra dogma? Quais são os cinco pilares da Igreja Católica? Os cinco solas Sola fide somente a fé Sola scriptura somente a Escritura Solus Christus somente Cristo Sola gratia somente a graça Soli Deo gloria glória somente a Deus O que significa Maria para um protestante? Ele defendia que Maria permaneceu virgem e que era a Teótoco, a “mãe de Deus”. Alguns teólogos também ressaltam que Lutero, trezentos anos antes da dogmatização da Imaculada Conceição pelo papa Pio IX 1854, era um firme defensor deste ponto de vista. O que vem ser a heresia? Significado de Heresia substantivo feminino Ofensa ou desrespeito a uma religião. Doutrina contrária aos preceitos estabelecidos pela Igreja. Instituição, ideia ou ideologia rejeitada pela Igreja, tida como falsa. Fundamento, ideia ou opinião que se opõe ao senso aceito pela maioria. Quais são os quatro pilares da Igreja Católica? O Catecismo foi construído sobre os “quatro pilares” da Fé Católica, que também o organiza. O Credo. O primeiro pilar do Catecismo é o Credo, ou profissão de fé, que é aquilo no que a Igreja Católica e seus fiéis creem. Os sacramentos. Os mandamentos. O Pai Nosso. Quais são os três pilares da Igreja Católica? A Igreja Católica do Concílio Vaticano II, encarnada e reclamada pelo Papa Francisco, reúne três características pilares essenciais a misericórdia, a sinodalidade e uma Igreja para os pobres….Os três pilares da vida na Igreja No que diz respeito à misericórdia. A sinodalidade. Os pobres. O que os evangélicos pensam de Maria? Neste Evangelho, Maria aparece apenas como a “Mãe de Jesus” no meio dos parentes 3,31-35; 6,3. Já Mateus e Lucas falam também da infância de Jesus. Mateus ressalta mais a figura de José, descendente de Abraão e Davi, o “esposo de Maria, da qual nasceu Jesus, que é chamado Cristo” 1,16. O que os evangélicos dizem sobre Maria? Para os católicos, Maria sempre foi virgem. Cristo foi concebido pela graça do Espírito Santo. Já os evangélicos creem que Maria teve outros filhos — pelas vias naturais — com o marido, o carpinteiro José. Qual o significado de heresia segundo a Bíblia? Heresia significa escolha, opção, e é um termo com origem no termo grego haíresis. Heresia ocorre quando alguém tem um pensamento diferente de um sistema ou de uma religião, sendo assim quem pratica heresia, é considerado um herege. Uma heresia é uma doutrina que se opõe frontalmente aos dogmas da Igreja. Quais são os dogmas da Igreja? Os dogmas se unem as doutrinas bíblicas e tornam-se o que chamamos de “confissão de fé”. Porém, existem confissões de fé ou Credos da igreja que não possuem dogma nenhum. Exemplo disso são os credos APOSTÓLICO, NICENO, ATANASIANO E CALCEDONIANO. Quais são os dogmas do cristianismo? Do mesmo modo, para o cristianismo, “verdadeira Filosofia”, os dogmata constituem os pontos fundamentais da fé e da prática religiosa e tudo o que é objeto de preceito 1. São 43 dogmas proclamados pela Igreja, que os divide em 8 categorias distintas 1. Dogmas sobre Deus; 2. Dogmas sobre Jesus Cristo; Qual a origem da palavra dogma? A palavra dogma vem do verbo grego dokein, que significa parecer, parecer bem. Portanto, o substantivo dogma exprime parecer no sentido técnico do termo como quando se fala, por exemplo, no parecer’ de um médico ou perito sobre uma doutrina filosófica, por exemplo. Qual o problema do dogma? Esse é o grande problema do dogma. Porque, o dogma, algumas vezes não é uma heresia interna ou que em si traga algum mal para o cristão. O problema do dogma nesse ponto é a exaltação que dão a ele em detrimento do evangelho de Cristo e das doutrinas bíblicas. Kitab Hukum Kanonik, Katekismus Gereja Katolik, Kitab Suci, Alkitab, Pengantar Kitab Suci, Pendalaman Alkitab, Katekismus, Jadwal Misa, Kanon Alkitab, Deuterokanonika, Alkitab Online, Kitab Suci Katolik, Agamakatolik, Gereja Katolik, Ekaristi, Pantang, Puasa, Devosi, Doa, Novena, Tuhan, Roh Kudus, Yesus, Yesus Kristus, Bunda Maria, Paus, Bapa Suci, Vatikan, Katolik, Ibadah, Audio Kitab Suci, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Tempat Bersejarah, Peta Kitabsuci, Peta Alkitab, Puji, Syukur, Protestan, Dokumen, Omk, Orang Muda Katolik, Mudika, Kki, Iman, Santo, Santa, Santo Dan Santa, Jadwal Misa, Jadwal Misa Regio Sumatera, Jadwal Misa Regio Jawa, Jadwal Misa Regio Ntt, Jadwal Misa Regio Nusa Tenggara Timur, Jadwal Misa Regio Kalimantan, Jadwal Misa Regio Sulawesi, Jadwal Misa Regio Papua, Jadwal Misa Keuskupan, Jadwal Misa Keuskupan Agung, Jadwal Misa Keuskupan Surfagan, Kaj, Kas, Romo, Uskup, Rosario, Pengalaman Iman, Biarawan, Biarawati, Hari, Minggu Palma, Paskah, Adven, Rabu Abu, Pentekosta, Sabtu Suci, Kamis Putih, Kudus, Malaikat, Natal, Mukjizat, Novena, Hati, Kudus, Api Penyucian, Api, Penyucian, Purgatory, Aplogetik, Apologetik Bunda Maria, Aplogetik Kitab Suci, Aplogetik Api Penyucian, Sakramen, Sakramen Krisma, Sakramen Baptis, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, Sakramen Ekaristi, Sakramen Perminyakan, Sakramen Tobat, Liturgy, Kalender Liturgi, Calendar Liturgi, Tpe 2005, Tpe, Tata Perayaan Ekaristi, Dosa, Dosa Ringan, Dosa Berat, Silsilah Yesus, Pengenalan Akan Allah, Allah Tritunggal, Trinitas, Satu, Kudus, Katolik, Apostolik, Artai Kata Liturgi, Tata Kata Liturgi, Busana Liturgi, Piranti Liturgi, Bunga Liturgi, Kristiani, Katekese, Katekese Umat, Katekese Lingkungan, Bina Iman Anak, Bina Iman Remaja, Kwi, Iman, Pengharapan, Kasih, Musik Liturgi, Doktrin, Dogma, Katholik, Ortodoks, Catholic, Christian, Christ, Jesus, Mary, Church, Eucharist, Evangelisasi, Allah, Bapa, Putra, Roh Kudus, Injil, Surga, Tuhan, Yubileum, Misa, Martir, Agama, Roma, Beata, Beato, Sacrament, Music Liturgy, Liturgy, Apology, Liturgical Calendar, Liturgical, Pope, Hierarki, Dasar Iman Katolik, Credo, Syahadat, Syahadat Para Rasul, Syahadat Nicea Konstantinople, Konsili Vatikan II, Konsili Ekumenis, Ensiklik, Esniklik Pope, Latter Pope, Orangkudus, Sadar Lirutgi Oleh RP Cornel Fallo, SVD STP Dian Mandala Gunungsitoli, Keuskupan Sibolga Lima pilar pelayanan Gereja merupakan fondasi kokoh yang menyingkapkan tugas dan tanggungjawab serta eksistensi pelayanan Gereja di dunia Bdk. GS art 1, 43. Gereja sebagai umat Allah berkat sakramen pembaptisan menyadari diri memiliki tanggungjawab menunaikan tugas dan panggilan dalam lima pilar pelayanan Gereja di dunia Bdk. LG art 31. Sebab, lima pilar pelayanan Gereja tersebut merupakan implementasi dari Tri tugas Yesus Kristus sendiri. Lima pilar pelayanan Gerejani yang dimaksudkan ialah Kerygma, Diakonia, Koinonia, Leitourgia dan Martyria Bdk. LG art. 25-27. Kelima pilar pelayanan Gereja ini akan dibahas dalam uraian berikut ini. 1. Kerygma Pewartaan “Kerygma” berasal dari bahasa Yunani yang berarti karya pewartaan Kabar Gembira. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru ditemukan dua kata kerja Yunani yang berhubungan dengan kerygma atau pewartaan ini yakni “kerussein” Ibr 512 dan “didaskein” Ibr 61. Dalam perspektif biblis ini “kerussein” berarti mewartakan secara meriah dan resmi Kabar Gembira tentang kedatangan Kerajaan Allah yang dilakukan oleh para Rasul serta kesaksian mereka tentang ajaran dan karya Yesus Kristus. Kata kerja “kerussein” menunjuk pada aktivitas pewartaan yang ditujukan kepada orang yang belum mengenal atau belum percaya kepada Yesus Kristus. Sedangkan kata kerja “didaskein” berarti mengajar atau memberikan pelajaran kepada orang yang telah beriman dalam rangka memperkembangkan dan memekarkan iman yang sudah mulai tumbuh. Dengan demikian “didaskein” merupakan aktivitas pewartaan yang bersifat lanjutan dan diberikan kepada orang yang telah mengenal dan percaya kepada Yesus Kristus, agar iman umat semakin berkembang ke arah kedewasaan. Dan memang sesungguhnya arti asli dari kata kerygma adalah bahwa karya pewartaan itu berkaitan erat dengan mulut atau kata dalam menyampaikan Sabda Tuhan kepada telinga atau pendengaran yang menggerakkan hati manusia untuk berbuat ke arah pertobatan. Melalui tindakan itu kita diingatkan oleh pengajaran Santo Paulus bahwa iman itu tumbuh lewat pendengaran. Keselamatan itu diperoleh berkat iman kepada Yesus Kristus bdk. 1 Tim 24. Dalam hubungan dengan proses penelitian ini maka pemahaman didaskein-lah yang paling tepat untuk ditindaklanjuti. Landasan kokoh tentang tindakan pewartaan ini adalah Tuhan Yesus sendiri. Metodologi yang digunakan Yesus dalam melaksanakan tugas pewartaan tersebut adalah dengan membangun jejaring dan kepercayaan. Untuk itu, Yesus memanggil para Rasul dengan melibatkan mereka dalam melaksanakan tugas pewartaan. Demikian juga umat beriman Kristiani di mana semua diberi kepercayaan, dipanggil dan diutus Tuhan Yesus untuk mengambil bagian dalam tugas pewartaan Kabar Gembira bdk. LG art 35. Tuhan Yesus mengutus kita semua dengan bersabda “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu“ Mat 28 19-20. Penekanan utama dalam tugas pewartaan Gereja ini bukan saja pewartaan verbal tetapi juga pewartaan melalui kesaksian hidup sebagai bentuk pewartaan yang ampuh dan sebagai daya dorong untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang nyata. Partisipasi tersebut dapat dilakukan dengan mengambil bagian melalui tugas-tugas pelayanan Gerejani dalam kehidupan bersama umat di dalam kelompok basis. Kelompok umat basis merupakan tempat persemaian benih pewartaan sabda Allah sehingga Gereja tetap tumbuh, hidup dan berkembang. Senada dengan itu dokumen Dialog dan Pewartaan menegaskan bahwa pewartaan adalah komunikasi pesan Injil, misteri keselamatan yang dilaksanakan Allah bagi semua orang dalam Yesus Kristus berkat kuasa Roh Kudus. Pewartaan merupakan suatu ajakan untuk menyerahkan diri dalam iman kepada Yesus Kristus dan melalui pembaptisan masuk ke dalam persekutuan kaum beriman yang adalah Gereja. Pewartaan biasanya terarah pada katekese yang bertujuan untuk memperdalam iman kepada Yesus Kristus. Pewartaan adalah dasar, pusat dan sekaligus puncak dari evangelisasi DP 10. Dialog Pewartaan mencantumkan sejumlah kualitas yang justru mencirikan karya pewartaan itu sendiri. Kualitas-kualitas pewartaan itu adalah pertama; pewartaan yang meyakinkan, karena tugas mewartakan itu bukan berhubungan dengan perkataan manusia melainkan kesaksian tentang Firman Allah dan kehadiran Roh yang berkesinambungan di semua tempat dan dalam segala waktu. Kedua; pewartaan yang setia kepada amanat yang disampaikan Gereja yakni “yang secara mendalam bersifat Gerejawi”. Pewartaan itu mesti rendah hati yakni bahwa orang-orang yang mewartakan hanyalah “sarana” yang sempurna di dalam tangan Allah. Ketiga; penuh hormat dan dialogal yakni dengan kesadaran bahwa Allah sudah lebih dahulu berkarya sebelum kedatangan para misionaris pewarta. Akhirnya pewartaan itu semestinya terinkulturasi oleh sikap hormat yang ada lebih dahulu dalam diri pewarta terhadap konteks budaya dan agama di mana Injil itu akan diajarkan.